Menjadi perdebatan yang akan sangat panjang apabila membicarakan mengapa Katolik dan Kristen Protestan itu berbeda. Banyak sekali yang bertanya, bukankah Katolik dan Kristen Protestan itu sama? Mereka kan memuji Tuhan yang sama, sama sama pergi ke gereja setiap minggunya? Memang kelihatannya "sama", namun sebenarnya Katolik dan Kristen Protestan itu mempunyai banyak perbedaan yang signifikan. Berikut ini akan saya paparkan beberapa perbedaan mendasar yang saya kutip juga dari beberapa sumber yang menurut saya terpercaya dan yang selama ini saya pelajari.
1. Kristen Protestan menolak Paus
Di antara perbedaan Katolik dan Protestan yang paling menonjol adalah, umat Katolik memiliki pemimpin tertinggi yang disebut Paus dan bertahta di Vatikan, Roma. Paus pertama adalah St. Petrus, pemimpin 12 murid Yesus. Dari kemunculan agama Kristen sejak abad pertama hingga sekarang sudah ada 300-an Paus. Paus saat ini adalah Paus Fransiskus I yang menggantikan Paus Benedictus XVI.
Sementara Kristen Protestan tidak mengakui Paus dan tidak memiliki pemimpin tertinggi. Alasannya sekaligus menjadi sebab perpecahan agama Kristen dan kemunculan Kristen Protestan pada abad pertengahan di Eropa.
Ketika Paus Leo X ingin membangun gereja termegah sedunia yang disebut Basilika St. Petrus di Vatikan, ia melakukan hal-hal yang dianggap tak sesuai dengan ajaran Kristen, yaitu mengumpulkan dana pembangunan gereja, antara lain dengan menjual surat pengakuan dosa. Hal ini diprotes oleh Pendeta Martin Luther yang memutuskan memisahkan diri. Mereka yang setuju dan sependapat dengan Martin Luther disebut dengan Protestan.
2. Kristen Protestan menolak Kitab Deutro-Kanonika
Kitab suci kedua umat Kristen disebut Alkitab. Sementara Injil hanyalah sebagian kecil dari Alkitab yang khusus menceritakan kehidupan Yesus. Namun Alkitab umat Katolik dan umat Protestan berbeda.
Alkitab Katolik lebih tebal dari Alkitab Protestan, karena di dalam Alkitab Katolik ada tambahan 12 kitab yang dinamakan Deutero-Kanonika. Protestan tidak memasukkan 12 kitab Deutero-kanonika ini di dalam kitab mereka atas dasar doktrin Purgatory, yakni Api Penyucian yang diyakini ada di posisi antara surga dan neraka.
3. Kristen Protestan menolak monopoli Magisterium
Dalam tradisi Katolik, orang biasa dilarang menafsirkan kitab suci, selain Magisterium, yaitu para ahli agama yang berpusat di Roma. Umat Katolik di seluruh dunia tinggal mengikuti penafsiran Magisterium dan tidak boleh menafsirkan kitab suci menurut pengertian mereka sendiri. Sedangkan ajaran Protestan cenderung membebaskan semua orang untuk menafsirkan kitab suci.
Dua kebijakan berbeda di atas berdampak besar. Umat Katolik di seluruh dunia lebih bersatu karena memiliki satu pendapat yang sama tentang kitab suci. Sehingga umat Katolik tidak terbagi menjadi beberapa aliran.
Berbeda dengan umat Protestan yang terpecah-pecah menjadi aliran-aliran yang lebih kecil atau disebut denominasi.
Aliran-aliran ini muncul karena perbedaan penafsiran antara satu gereja dengan gereja lainnya, seperti ada GPIB, Kharismatik, Pentakosta, Metodis, Baptis (GBI), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Batak (HKBP), Adven, Mormon, dst.
4. Kristen Protestan menolak hierarki
Jika para pemuka agama Katolik memiliki hierarki dari romo/pastur, uskup, kardinal, dan paus, yang memungkinkan pemuka agama naik jabatan, maka dalam tradisi Protestan tidak ada.
Karena adanya hierarki pemuka agama dalam tradisi Katolik, maka hierarki juga berlaku pada gereja mereka, yaitu kapel (gereja kecil), gereja paroki (tempat kedudukan pastur), katedral (tempat kedudukan uskup/kardinal), dan basilika (tempat kedudukan paus). Semakin tinggi tingkatannya, ukurannya pun biasanya semakin besar.
5. Kristen Protestan menolak Para Kudus
Para Orang Kudus. Orang Kudus laki-laki disebut Santo, sementara perempuan disebut Santa. Nama-nama Orang Kudus biasanya digunakan sebagai nama gereja, misalnya Gereja Santa Maria dan Gereja Santo Petrus. Tanggal 14 Februari bahkan diperingati St. Valentine.
Nama-nama Para Saint juga biasanya digunakan sebagai nama baptis. Biasanya diakhiri –us, misalnya Petrus, Paulus, Fransiskus. Sementara dalam tradisi Protestan, umumnya menggunakan nama-nama nabi sebagai nama baptis mereka, seperti Abraham, Samuel, Daniel.
6. Kristen Protestan menolak 5 Sakramen
Sakramen adalah bentuk upacara suci yang wajib dilakukan penganut Kristiani sepanjang hidup mereka. Gereja Katolik mengakui ada 7 sakramen, yaitu Baptis (masuk agama Kristen), Krisma (diberikan saat menginjak remaja), Ekaristi (yang biasa dilakukan di gereja setiap hari Minggu), Imamat (pentahbisan menjadi pastorr/romo), Pernikahan, Pengakuan Dosa, dan Pengurapan Orang Sakit (diberikan saat sakit parah dan hampir meninggal).
Sementara dalam gereja Protestan, hanya diakui dua sakramen, yaitu Baptis dan Ekaristi. Sakramen Ekaristi dalam ajaran Protestan tidak dilakukan setiap hari Minggu, melainkan pada perayaan hari-hari besar saja.
7. Kristen Protestan menolak “diskriminasi” gender bagi pemuka agama
Dalam tradisi Katolik, hanya laki-laki yang boleh pastur. Sedangkan dalam Protestan, baik laki-laki maupun perempuan, diberikan hak yang sama menjadi pendeta, kendati kita lebih sering melihat pendeta laki-laki.
Dalam tradisi Katolik, wanita yang ingin mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan dapat menjadi suster/biarawati. Syarat menjadi suster sama dengan syarat menjadi pastur, yaitu tidak boleh menikah. Seorang suster harus menutup auratnya dan memakai kerudung.
8. Kristen Protestan menolak pengultusan Maria
Umat Katolik sangat mengkultuskan Bunda Maria, yaitu ibunda dari Yesus
Kristus. Dalam ajaram Katolik ada rosario, semacam tasbih dengan liontin
salib, di samping berziarah ke Goa Maria setiap bulan Mei dan Oktober.
Sementara umat Protestan menolak pengultusan terhadap Maria.
Gereja Katolik biasanya dihiasi patung-patung Yesus, Bunda Maria, santo/santa, hingga patung malaikat, sebagai visualisasi. Tetapi umat Protestan mengharamkan penggunaan patung karena dianggap berhala. Sehinggga pada salib Katolik terdapat patung Yesus di tengahnya, sedangkan dalam tradisi Protestan hanyalah sebentuk salib biasa.
9. Perbedaan peribadatan
Umat Katolik berdoa membuat tanda salib, sementara umat Protestan hanya berdoa biasa. Tanda salib dibuat dengan tangan telunjuk kanan menyentuh dahi, dada, bahu kiri, bahu kanan, secara urut.
Selain itu perbedaan peribadatan keduanya, jika umat Katolik disebut misa, sementara peribadatan umat Protestan disebut kebaktian. Keduanya berbeda dalam hal isi maupun tata cara pelaksanaannya, kendati sama-sama dilaksanakan pada hari Minggu.
Demikian beberapa perbedaan mendasar yang TIDAK BERTUJUAN untuk menjelekkan atau memojokkan agama tertentu, hal ini saya bagikan dengan tujuan pengetahuan dan juga menjadi informasi bagi yang sering bertanya apa bedanya Katolik dengan Kristen Protestan. Semoga bermanfaat, Salam Damai bagi kita semua.
-Michael-
1. Kristen Protestan menolak Paus
Paus Fransiskus, Paus ke 266
Di antara perbedaan Katolik dan Protestan yang paling menonjol adalah, umat Katolik memiliki pemimpin tertinggi yang disebut Paus dan bertahta di Vatikan, Roma. Paus pertama adalah St. Petrus, pemimpin 12 murid Yesus. Dari kemunculan agama Kristen sejak abad pertama hingga sekarang sudah ada 300-an Paus. Paus saat ini adalah Paus Fransiskus I yang menggantikan Paus Benedictus XVI.
Sementara Kristen Protestan tidak mengakui Paus dan tidak memiliki pemimpin tertinggi. Alasannya sekaligus menjadi sebab perpecahan agama Kristen dan kemunculan Kristen Protestan pada abad pertengahan di Eropa.
Ketika Paus Leo X ingin membangun gereja termegah sedunia yang disebut Basilika St. Petrus di Vatikan, ia melakukan hal-hal yang dianggap tak sesuai dengan ajaran Kristen, yaitu mengumpulkan dana pembangunan gereja, antara lain dengan menjual surat pengakuan dosa. Hal ini diprotes oleh Pendeta Martin Luther yang memutuskan memisahkan diri. Mereka yang setuju dan sependapat dengan Martin Luther disebut dengan Protestan.
2. Kristen Protestan menolak Kitab Deutro-Kanonika
Alkitab Deuterokanonika
Kitab suci kedua umat Kristen disebut Alkitab. Sementara Injil hanyalah sebagian kecil dari Alkitab yang khusus menceritakan kehidupan Yesus. Namun Alkitab umat Katolik dan umat Protestan berbeda.
Alkitab Katolik lebih tebal dari Alkitab Protestan, karena di dalam Alkitab Katolik ada tambahan 12 kitab yang dinamakan Deutero-Kanonika. Protestan tidak memasukkan 12 kitab Deutero-kanonika ini di dalam kitab mereka atas dasar doktrin Purgatory, yakni Api Penyucian yang diyakini ada di posisi antara surga dan neraka.
3. Kristen Protestan menolak monopoli Magisterium
Ilustrasi Magisterium di Vatikan
Dalam tradisi Katolik, orang biasa dilarang menafsirkan kitab suci, selain Magisterium, yaitu para ahli agama yang berpusat di Roma. Umat Katolik di seluruh dunia tinggal mengikuti penafsiran Magisterium dan tidak boleh menafsirkan kitab suci menurut pengertian mereka sendiri. Sedangkan ajaran Protestan cenderung membebaskan semua orang untuk menafsirkan kitab suci.
Dua kebijakan berbeda di atas berdampak besar. Umat Katolik di seluruh dunia lebih bersatu karena memiliki satu pendapat yang sama tentang kitab suci. Sehingga umat Katolik tidak terbagi menjadi beberapa aliran.
Berbeda dengan umat Protestan yang terpecah-pecah menjadi aliran-aliran yang lebih kecil atau disebut denominasi.
Aliran-aliran ini muncul karena perbedaan penafsiran antara satu gereja dengan gereja lainnya, seperti ada GPIB, Kharismatik, Pentakosta, Metodis, Baptis (GBI), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Batak (HKBP), Adven, Mormon, dst.
4. Kristen Protestan menolak hierarki
Hierarki dalam gereja Katolik
Jika para pemuka agama Katolik memiliki hierarki dari romo/pastur, uskup, kardinal, dan paus, yang memungkinkan pemuka agama naik jabatan, maka dalam tradisi Protestan tidak ada.
Karena adanya hierarki pemuka agama dalam tradisi Katolik, maka hierarki juga berlaku pada gereja mereka, yaitu kapel (gereja kecil), gereja paroki (tempat kedudukan pastur), katedral (tempat kedudukan uskup/kardinal), dan basilika (tempat kedudukan paus). Semakin tinggi tingkatannya, ukurannya pun biasanya semakin besar.
5. Kristen Protestan menolak Para Kudus
Ilustrasi para Orang Kudus atau Santo Santa
Para Orang Kudus. Orang Kudus laki-laki disebut Santo, sementara perempuan disebut Santa. Nama-nama Orang Kudus biasanya digunakan sebagai nama gereja, misalnya Gereja Santa Maria dan Gereja Santo Petrus. Tanggal 14 Februari bahkan diperingati St. Valentine.
Nama-nama Para Saint juga biasanya digunakan sebagai nama baptis. Biasanya diakhiri –us, misalnya Petrus, Paulus, Fransiskus. Sementara dalam tradisi Protestan, umumnya menggunakan nama-nama nabi sebagai nama baptis mereka, seperti Abraham, Samuel, Daniel.
6. Kristen Protestan menolak 5 Sakramen
7 Sakramen dalam gereja Katolik
Sakramen adalah bentuk upacara suci yang wajib dilakukan penganut Kristiani sepanjang hidup mereka. Gereja Katolik mengakui ada 7 sakramen, yaitu Baptis (masuk agama Kristen), Krisma (diberikan saat menginjak remaja), Ekaristi (yang biasa dilakukan di gereja setiap hari Minggu), Imamat (pentahbisan menjadi pastorr/romo), Pernikahan, Pengakuan Dosa, dan Pengurapan Orang Sakit (diberikan saat sakit parah dan hampir meninggal).
Sementara dalam gereja Protestan, hanya diakui dua sakramen, yaitu Baptis dan Ekaristi. Sakramen Ekaristi dalam ajaran Protestan tidak dilakukan setiap hari Minggu, melainkan pada perayaan hari-hari besar saja.
7. Kristen Protestan menolak “diskriminasi” gender bagi pemuka agama
Para Biarawati
Dalam tradisi Katolik, hanya laki-laki yang boleh pastur. Sedangkan dalam Protestan, baik laki-laki maupun perempuan, diberikan hak yang sama menjadi pendeta, kendati kita lebih sering melihat pendeta laki-laki.
Dalam tradisi Katolik, wanita yang ingin mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan dapat menjadi suster/biarawati. Syarat menjadi suster sama dengan syarat menjadi pastur, yaitu tidak boleh menikah. Seorang suster harus menutup auratnya dan memakai kerudung.
8. Kristen Protestan menolak pengultusan Maria
Patung Bunda Maria
Gereja Katolik biasanya dihiasi patung-patung Yesus, Bunda Maria, santo/santa, hingga patung malaikat, sebagai visualisasi. Tetapi umat Protestan mengharamkan penggunaan patung karena dianggap berhala. Sehinggga pada salib Katolik terdapat patung Yesus di tengahnya, sedangkan dalam tradisi Protestan hanyalah sebentuk salib biasa.
9. Perbedaan peribadatan
Cara Membuat Tanda Salib
Umat Katolik berdoa membuat tanda salib, sementara umat Protestan hanya berdoa biasa. Tanda salib dibuat dengan tangan telunjuk kanan menyentuh dahi, dada, bahu kiri, bahu kanan, secara urut.
Selain itu perbedaan peribadatan keduanya, jika umat Katolik disebut misa, sementara peribadatan umat Protestan disebut kebaktian. Keduanya berbeda dalam hal isi maupun tata cara pelaksanaannya, kendati sama-sama dilaksanakan pada hari Minggu.
Demikian beberapa perbedaan mendasar yang TIDAK BERTUJUAN untuk menjelekkan atau memojokkan agama tertentu, hal ini saya bagikan dengan tujuan pengetahuan dan juga menjadi informasi bagi yang sering bertanya apa bedanya Katolik dengan Kristen Protestan. Semoga bermanfaat, Salam Damai bagi kita semua.
-Michael-
Komentar
Posting Komentar